Jumat, 19 Desember 2008

Teater extravaganza

Menonton teater artinya berhadapan dengan kenyataan . Bercermin. Masyarakat tanpa teater akan kehilangan cerminnya. Akan kehilangan kesempatan berdialog dengan kenyataan dirinya, apalagi menyadari semakin bisingnya serbuan informasi dari berbagai penjuru yang tak tertahankan maka restain atau kontemplasi sungguh diperlukan dan salah satu bentuknya adalah peristiwa teater (Arifin C. Noer )
Sekolah Superluar biasa, Pura-pura kaya, Wayang ketangsang, sketsa buat cucuku adalah sebagian judul pementasan teater yang terpilih sebagai finalis dalam lomba pementasan teater INSIDE SMA Muhammadiyah 1 Gresik 2008 antar SMP/MTS se- Kabupaten Gresik. yang dipentaskan di Auditorium Matahari SMA Muhammadiyah 1 Gresik tanggal 23 Maret 2008 .
Sekolah Super Luarbiasa adalah ilustrasi sebuah sekolah yang mengambil idiom mimpi siswa yang menginginkan bebas dari segala peraturan sekolah. Contoh prilaku disekolah yang minor tersaji disini. Mulai dari siswa yang tak punya tatakrama, tak hormat pada Guru bahkan sosok Guru pun dijungkirbalikan. Semua itu masih syah saja sebagai sebuah pertunjukan. Namun lebih jauh lagi kondisi ini sungguh memprihatinkan, bagaimanapun sebuah teater harusnya memiliki nilai lebih dari hanya sebuah guyonan. Sebagai sebuah pementasan yang ditonton oleh khalayak dari berbagai latar belakang, Nilai-nilai positif haruslah tetap ada. Setidaknya ada nilai yang ditawarkan sebagai sebuah pembelajaran. Teater seperti dituturkan Putu Wijaya adalah terapi social terhadap masyarakat yang sedang tidak harmonis. Ia mengisi kekosongan, menambal kehilangan, menambahi apa yang sudah kropos dan mengobati situasi sakit secara transcendental. Teater bukan hiburan, meskipun dapat menghibur. Tetapi hiburan yang diberikan teater mempunyai tujuan menstimulasi keadaan yang goyah. Ia memasok bathin dengan pencerahan . Sebuah upacara bersama dari masyarakat yang sedang mengobati dirinya
Kebebasan berekspresi memang harus dijunjung tinggi namun anak didik kita pun perlu diberi makanan-makanan spiritual yang bergizi hingga tidak kebablasan. Anak-didik kita adalah sebuah media kosong yang kita sebagai pembimbing atau orang yang dipercaya mampu menggoreskan nilai selayaknya memberi gambaran tentang hidup secara proporsional. Bahwa kenakalan remaja adalah wajar, namun kelebihan dari kenakalan itu pastilah ada bisa dilihat dari kretifitas remaja dalam menyelesaikan konflik yang mereka hadapi.
.Dari segi estetika, pementasan para finalis sudah cukup memadai meskipun masih ada pelanggaran bloking yang dilakukan oleh salah satu tim peserta yang menabrakan seting restoran dengan jalan raya, ini memang kelihatan remeh namun logika yang benar harus tetap dibangun terutama bagi anak didik sehingga alur pemikiran para junior ini tidak rancu dan bahwa dalam teater sebebas-bebasnya berekspresi tetap ada patron-patron yang harus dijaga. Sebagai seorang pembimbing dalam arti kata orang yang bertugas menjadi sutradara tidak hanya sebagai koordinator sekelompok aktor yang membatasi diri dalam saran dan kritik sehingga tak bisa melampaui tujuan tertentu. Sebagai seorang sutradara berarti mengambil inisiatif memerintah, menginstruksi,membuat keputusan dan punya hak memberi kata akhir.selain itujuga berarti mempertahankan arah yang benar. Disini sutradara menjadi guide,penunjuk jalan. ( peter Brook)
Pementasan Final ini dimainkan oleh para pemain teater junior yang rata-rata mempunyai kepiawaian memainkan lakon dengan berani dan cerdas. Namun sangat disayangkan potensi ini belum tergarap maksimal karena kegagalan para finalis memilih naskah yang baik. ini bertentangan dengan upaya SMA Muhammadiyah 1 Gresik sebagai penyelenggara lomba yang pada tahun kemarin mengadakan lomba penulisan naskah drama yang diharapkan akan bisa dipentaskan dalam lomba pementasan teater tahun ini, karena notabene peserta lomba pementasan drama ini adalah sekaligus peserta lomba penulisan naskah drama pada tahun lalu bahkan beberapa diantaranya menjadi pemenang pada lomba penulisan naskah.
Seorang sutradara ketika menentukan sebuah naskah yang hendak dipentaskan harus tahu mengapa ia memilih naskah tersebut. Apa yang hendak diucapkannya lewat naskah tersebut.dan dengan cara pengucapan yang bagaimana ?. sutradara juga punya tanggungjawab untuk menentukan batang pokok penafsiran .Ia wajib menerangkan apa yang telah ditemukan kepada seluruh pemain dan pekerjanya. ( N Riantiarno ) . Sutradara juga hendaknya dapat membedakan antara penggarapan teater anak dan teater remaja yang memiliki porsi penggarapan yang berbeda. Teater anak lebih mengfokuskan pada keberanian anak dalam berekspresi dan bereksplorasi , sedangkan teater remaja sudah lebih mengarah pada peletakan nilai-nilai edukasi dan intektual untuk dikembangkan.
Pertanyaan yang kembali menggelayuti penyelenggara lomba adalah apa yang bisa dibawa oleh peserta dan penonton teater setelah menyaksikan pementasan ini ? bahwa teater kemudian dalam perkembanganya disederhanakan menjadi tontonan, benar. Tetapi Pertunjukan teater tidak selesai ketika layar tertutup namun sebenarnya baru dimulai dalam diri masing-masing penonton. Bila ada yang menangis, terharu,tertawa , benci dan sebagainya. Itu bukan emosi atas cerita, tetapi semacam pelepasan energi. Paling tidak mengurangi tekanan energi ( Putu wijaya)
Jangan sampai setelah pulang mereka tak memperoleh apapun. Seperti halnya ketika kita menonton Extravaganza, sebuah media guyonan yang sama sekali tak mencerdaskan dan tontonan kosong yang setelah selesai takan memperoleh apapun selain rasa lucu yang kadang-kadang dipaksakan. Minimal sebuah perenungan bahwa perlu dibangun kembali pola pemikiran yang tak lagi main-main agar potensi yang membludak dari anak didik ini tak sia-sia dan tergarap dengan serius sebagai peletakan nilai-nilai hidup bagi remaja kita dimasa yang akan datang.
Bravo para pecinta teater di Gresik !!

Rabu, 17 Desember 2008

RAHASIA..............

Allah menciptakan dunia ini dilingkupi oleh rahasia, yang hanya akan dibuka saat di hendakiNya, demikian pula garis hidup dihadiahkan untuk makhluknya dalam kondisi yang tidak sama, dalam skala kecil contohnya ialah Eman dan Abdel, setiap hari mereka bertemu dan bekerjasama, namun apa yang mereka jalani sangat berbeda, mereka mimpi untuk sampai di danau yang sama, namun mereka menjalani alur yang berllainan, jalan yang harus Eman tempuh, berkelok-kelok bahkan dia harus berenang timbul dan tenggelam mencapai pinggir danau, sedangkan Abdel menempuh alur yang lebih mudah, jalan yang dilaluinya tak banyak kelokan dan tak harus mengarungi laut, dia hanya berusaha menyingkirkan batu-batu tajam yang kadang menghalangi jalanya. Dan dia sampai ditepi danau terlebih dahulu tanpa harus banyak melelehkan keringat.
Namun ketika mereka sama-sama diberi sebuah buku untuk mencatat semua yang terjadi dalam perjalanan , maka tampak endapan-endapan rasa, pikiran, keringat yang diteteskan. Eman menuliskan bagaimana kelokan itu dia lalui, tanjakan - tanjakan yang membuat tejerembab dan bangkit lagi, rasa asinnya air laut yang terminum ketika hampir tenggelam, sinar matahari yang membakar dan kebahagiaan yang tak terperi ketika berhasil mencapai pinggir danau, sebuah kemenangan besar. Lain halnya dengan Abdel menuliskan perjalananya tak banyak halangan sehingga apa yang dia rasakan biasa-biasa saja, tak ada yang istimewa ketika dia berhasil mencapai danau. Mereka sama-sama mencapai tujuan yang menjadi mimipi mereka, namun apa yang mereka hasilkan berbeda. Sekilas dimata manusia menjadi Eman sungguh malang, dan menjadi abdel sungguh beruntung, tapi dibalik rahasia yang tersirat, pengalaman-pengalaman Eman adalah pelajaran berharga bagi dirinya bahkan bagi orang lain menghadapi ujian yang datang dalam hidup kita, sedangkan pada catatan Abdel kita tak memperoleh banyak pelajaran darinya. inilah yang disebut kekayaan bathin, kekayaan non material yang dijalani oleh setiap manusia. Dan ini adalah rahasia kasih sayang Allah, Maha Sempurna Allah dengan segala rencananya.

Minggu, 30 November 2008

Senyum........komersil

Ungkapan Nabi Muhammad senyum adalah ibadah sangat relevan , karena ternyata bagi sebagian orang terseyum itu perbuatan yang berat, padahal tersenyum merupakan obat mujarab untuk penyakit hati, tak hanya bagi yang tersenyum bagi yang diberi senyum merupakan rezeki dari Allah dititipkan lewat senyuman, . Duh…… alangkah indahnya pagi-pagi menikmati senyuman manis dari sahabat dan rekan kerja, berangkat dari rumah yang penuh pekerjaan rumah tangga, berpapasan dengan orang-orang yang ramah merupakan hidayah, meluruhkan kepenatan , memompa semangat.
Namun tak semua harapan dapat terwujud, ada juga sosok- sosok yang mempunyai penyakit pada lidah dan bibir, jarang sekali terlihat bibirnya menyunggingkan senyum untuk orang lain, kalau toh ada pasti ada sesuatu yang dia butuhkan, temanku menyebutnya senyum komersil, wajahnya selalu tak enak, dan kata-kata pedas selalu terlontar, padahal posisinya di tempat kerja adalah posisi yang seharusnya mampu memberikan motivasi dan mengayomi dengan tulus para pegawai, posisi yang seharusnya mempunyai kelapangan jiwa dan membuat suasana penuh kekeluargaan hingga kita enjoy dalam bekerja, yang akan memberikan umpan balik rasa hormat kita, memberi dampak malu kalau harus melanggar aturan-aturan kerja.
Hidup ini tergantung cara kita memandang, kalau kita memandang isi dunia ini taman yang indah, maka hidup dipenuhi bunga cantik dan harum , keelokannya dapat kita nikmati dan merasuk dalam jiwa menjadi suatu kekuatan menghadapi kesulitan hidup, bunga mawar, melati, kamboja memiliki keunikan masing-masing memperkaya bathin kita. Sebaliknya ketika kita melihat dunia ini seperti berada dikebun binatang maka yang tampak adalah singa, gajah, serigala, bahkan ular, kita akan terus waspada seakan ada yang akan menerkam kita, membentengi diri dengan pagar-pagar besi bahkan tak segan pula mengeluarkan bisa hanya untuk menjaga jarak kita dengan yang lain. Bathin kita sakit terkurung dengan prasangka.
Dalam sebuah buku yang pernah saya baca bahwa satu kali kita tersenyum palsu artinya senyum yang tak tulus dari hati akan membunuh satu jaringan otak yang paling halus, bayangkan kalau itu berkali-kali kita lakukan pastilah seluruh jaringan otak kita tak beres jalannya. Padahal otak adalah pusat dari tubuh kita, dampak serius akan merembet pada keadaan fisik yang akan rentan digerogoti berbagai penyakit . Ya Allah…… alangkah ruginya.

Selasa, 11 November 2008

Cerai ......

Kata yang menyakitkan, sebagai makhluk Allah yang memiliki hati nurani, siapapun tak ingin mengalaminya. Namun dalam perjalanan hidup , karang keras berupa ego dan kesombongan kerap mengantar kita pada lorong gelap dan berujung pada papan kata CERAI.
Allah menciptakan manusia tak ada yang sama, watak dan kepribadian manusia sangat komplek apalagi sifat hati mudah terbolak balik, penyatuan dua insan pastilah tak mudah, apalagi dari jenis yang berbeda adam dan hawa,namun semua itu telah diikat janji kedua pasangan dihadapan Allah untuk berusaha mewujudkan keluarga yang sakinah, berbagai upaya selayaknya kita perjuangkan, karena cinta memang layak untuk direbut kembali.
Bergaul lebih dalam lagi dengan kalbu akan memberikan jawaban-jawaban atas berbagai pertanyaan yang mengerogoti kita, karena kalbu yang jernih pastilah benar , muaranya selalu pada keridhoan Ilahi.
Segala persoalan adalah ladang kita menyemai ibadah,karena apa yang menurut kita buruk sebenarnya Allah meletakan kebaikan didalamnya, ada yang direncanakan oleh Allah untuk kita cermati dengan hati yang jernih.
Cinta, Anugrah tertinggi dari Allah, merasakan manis, sakit dan kesegaran otak yang menyemburkan hamparan kesadaran dan ketajaman perasaan perlahan - lahan tumbuh, berkembang dan berbunga indah.
Berjuanglah kawan, jangan pernah menyerah memaknai cinta !

Senin, 10 November 2008

Naik kelas

Saat menulis ini, hidupku tengah dilanda kegelisahan , gelisah karena tengah ada dibawah poros.menurut orang alim tengah diuji kesabaran.
Berturut-turut permasalahan muncul, semua ini berawal dari kesalahan dan dosaku dimasa lalu. kita ini menderita karena tidak sabar menunggu waktu yang tepat saat Allah memberikan pertolongan
Ujian diberikan oleh Allah untuk menaikkan kualitas hidup kita , seperti halnya kita sekolah sebelum naik kelas pastilah ada ujian yang menyertainya. kita di tuntut belajar menyelesaikan soal yang disodorkan dan jika kita lulus maka hadiahnya adalah kenaikan kelas dan kita pun menikmati kelas yang lebih tinggi. Begitu juga hidup, tak jarang kita lupa pada Allah,seakan-akan semuanya beres sesuai dengan keinginan kita tanpa berterima kasih pada yang menciptakannya.
Ujian adalah kasih sayang Allah sehingga kita mengalami emosi-emosi yang dalam, menangis, memohon, berjuang, mendekatkan diri kembali pada Allah akan melahirkan energi positif yang mengalir kembali setelah sekian lama mandek.
Allah mempunyai rahasia yang tak satupun makhluk mengetahui selain yang dikehendakiNya, kita hanya diperintahkan berusaha sekuat tenaga, memohon petunjuk dan kelapangan jiwa menerima segala yang telah diskenario Allah kepada hidup kita, karenanya kita harus yakin pemberian Allah pastilah yang terbaik , tak mudah namun perlu kita coba, berusaha, berdoa, dan bersabar menunggu kehendakNya yang terbaik untuk kita Amiin

Rabu, 29 Oktober 2008

CARA MUDAH MEMBUNUH ORANG

Judul ini saya ambil dari buku Managemen kecerdasan yang ditulis oleh taufiq pasiak, bahwa ternyata sangat gampang membunuh orang yaitu dengan cara memberikan pujian-pujian palsu sampai mabuk kepayang dan akhirnya mati. Fenomena inilah yang saat ini ada dikehidupan. Betapa kita ini sangat alergi terhadap kritik dan haus akan pujian, kita berjalan dengan mendongakkan kepala tampak gugusan langit tergambar kumpulan awan putih yang indah tanpa bisa kita raih, padahal lurus didepan mata banyak kegelisahan, amarah, dan ketidakpuasan, kita tak menyadari bahwa sekecil apapun protes orang lain kepada kita adalah bentuk dari ketidak ridhoan orang lain kepada kita, selayaknya kita dengar dan perhatikan sebagai bahan renungan bahwa ternyata sepak terjang kita selama ini telah melukai orang lain.
Pola hidup seperti ini akan menghilangkan rasa syukur kita kepada Sang Maha Pengasih, kita menutup mata dan telinga pada keadaan yang sebenarnya terjadi.
Bahwa sebenarnya tidak ada sesuatu yang baru dari kita, semua tergantung dari bentuk rasa syukur kita menghadapi hidup, ketika kita mengalami sesuatu yang tidak kita inginkan maka yang pertama harus kita tanamkan adalah mengakui dan menerima segalanya , dan berupaya kembali memperbaiki diri , pada saat pikiran itu menjadi sebuah keyakinan maka Allah akan membukakan jalan dengan menggerakan alam semesta turut memberikan tahapan tindakan untuk kita menjadi lebih baik.
Gresik, 2008
Acak dewi

Selasa, 28 Oktober 2008

BACALAH !

Buku bisa membunuh karakter seseorang. Bisa menjadi candu yang berbahaya.
Dan menumpulkan kepekaan.
Ini kutemui ketika aku mengalami pergesekan dengan seorang senior yang diberi julukan oleh teman-teman sang “resi “, karena setiap kata-katanya tak pernah lepas dari alenia buku yang dibacanya. Sejak usia muda dia tergila-gila dengan lembar halaman yang ditulis seorang penulis, segala hal pastilah dia cari didalam buku. Beruntung sekali dia dilahirkan di sebuah keluarga berkecukupan sehingga tak ada kesulitan ketika dia harus memuaskan keinginannya untuk berburu buku .
Pada awalnya aku terpesona mendengar setiap kata yang keluar dari mulutnya seperti rangkaian mawar harum, indah dan memikat. Kami sering berdiskusi berjam-jam membahas kejadian-kejadian di sekitar kami.
Tapi akhir-akhir ini aku melihat ada yang berubah dari raut mukanya, hampir dua minggu ini parasnya keruh, menambah kerutan dari wajahnya yang tirus, ditambah lagi rambutnya ikal seperti melayang-layang karena tak tersentuh minyak rambut yang biasanya bertengger mengkilap dirambutnya. Aku makin miris ketika istrinya menelpon berkeluh kesah karena kelakuan sang “resi” semakin aneh, setiap pagi sang “resi” selalu punya ritual memakai daster miliknya dan duduk di pojok teras, menyedot rokok , tak lupa ada buku ditangannya. Kalau sudah begitu sang ‘resi” takan perduli apapun tenggelam dan tak muncul dikesadaran.
Semua berawal sejak butik istrinya terbakar disalah satu mal. Memang selama ini istrinyalah yang menjadi tulang punggung keuangan rumah tangganya, dan sang “resi” ini bekerja sebagai tutor di lembaga bimbingan belajar di sudut kota. Dia mengeluh kepadaku karena masalah ini belum ditemukan solusinya didalam buku, memang ada beberapa kiat dan trik- membuka usaha baru yang ditawarkan beberapa buku yang dibacanya, tetapi semuanya tak ada yang mendasar dan mudah untuk dilakukan. Dan dia merasa tak mampu melakukanya.
Usaha mencari jawaban terus dilakukanya dengan berburu buku di berbagai outlet buku dikota ini bahkan sampai ke luar kota , ini tidak saja membuatnya kehabisan tenaga tetapi sekaligus membuat pundit-pundi keuangan rumah tangganya bertambah morat-marit. Melihat kondisi seperti ini salah satu temanku bernama masnan memberinya solusi berdasarkan pengalaman masnan bergulat dengan kesulitan hidup yang dijalaninya dengan gigih, mengantarkannya menduduki jabatan menager di sebuah perusahaan miliknya sendiri.,dari hasil pembicaran itu tercetuslah ide untuk membuka usaha bimbingan belajar dirumah sang resi sesuai disiplin ilmu yang “ resi “ kuasai. Pasarnya adalah anak-anak sekitar komplek perumahan yang merasa kesulitan belajar. Dan untuk istrinya disarankan membuka toko kecil disudut rumah dari sisa-sisa barang butiknya yang tidak ikut terbakar. Ide ini sebenarnya sederhana dan mungkin setiap orang bisa mencetuskannya. Namun bagi sang “resi” ini sangat spektakuler. Sang “resi” terkagum-kagum bahkan bertanya dari buku karangan siapa masnan memperolehnya, dengan tersenyum enteng masnan menjawab ide itu dia peroleh sejak dia berusia 9 tahun ketika Ayahnya meninggal dunia dan dia menjadi tulang punggung ekonomi keluarga dan bukunya berjudul kesulitan hidup.
Dengan konsultan masnan usaha bimbingan belajar sang “resi” berjalan lancar bahkan maju pesat, murid-murid yang belajar ditempatnya bertambah setiap bulannya.
Dengan bantuan masnan pula kini sang “resi” menyewa sebuah bangunan sederhana disamping rumahnya yang kebetulan kosong untuk bimbingan belajar dan merekrut beberapa tutor dari berbagai disiplin ilmu termasuk aku turut bergabung menjadi salah satu tutor untuk memenuhi kebutuhan murid-muridnya. Begitu juga usaha istrinya berdasarkan pengalamanya berdagang, tokonya menjadi kios favorit ibu-ibu komplek perumahan.
Perlahan –lahan perekonomian sang “resi “ berubah lebih baik. Namun tidak semuanya berubah, kebiasaan sang :resi” berburu buku juga turut meningkat, semua hal permasalahan didalam bimbingan belajarnya dicarinya didalam buku, sebagian waktunya terkuras untuk mencari teori bagaimana membuat usaha bimbingan belajarnya bertambah maju. Teori demi teori dia jalankan bahkan kini mulai mengarah pada rekan-rekan tutornya yang sang “resi” harapkan sama idealnya dengan teori yang ada dibuku yang dibacanya. Kritikpun mulai dia lontarkan baik melalui lisan sampai pada surat yang langsung ditujukan pada rekan-rekan tutor.pada awalnya semua menyambut dengan baik karena ini merupakan kritik yang membangun tapi semuanya akhirnya terlalu berlebihan tak ada yang luput dari kritikan bahkan untuk hal yang sepele sekalipun. Suasana pembelajaranpun menjadi gerah karena disudut-sudut ruangan telah terpasang berbagai teori yang dikutip sang “ resi” dari sebuah buku . yang lebih parah lagi sang “resi “ tak ada waktu lagi untuk mengajar ilmu kepada murid-murid ,waktunya banyak dihabiskan untuk membaca dan menelaah bacaan dibuku yang tak pernah lepas dari tangannya. Muridnyapun hanya diberi tugas mengobservari buku-buku miliknya yang disediakannya di ruangan kelas bimbingan belajarnya.
Satu demi satu muridnya tidak betah lagi belajar di bimbingan ini, perlahan tapi pasti murid-murid mundur dan tak lagi datang dikelas karena mereka merasa tak memperoleh ilmu yang mereka butuhkan. Rekan-rekan tutorpun merasa tak lagi respek padanya karena apa yang sang “ resi’ katakan dan tuliskan tak sesuai dengan apa yang dia kerjakan. Kata-kata yang keluar dari mulut sang “resi” hanya melayang-layang diudara tak pernah sampai kebumi, tak menyentuh kalbu bagi yang mendengar. Akhirnya semua berjalan sendiri-sendiri hingga pada titik jenuh kelas bimbingan belajar perlahan mulai kosong dan rekan-rekan tutorpun mulai mengundurkan diri,memilih mengajar ditempat lain. Keadaan ini tak juga disadari oleh sang “resi” dia beranggapan untuk apa bekerja dengan orang-orang yang tak sevisi dengannya, yang seharusnya dia lebih banyak mendekati rekan-rekan untuk berdialog dan mencari jalan keluar dari kemacetan ini malah disikapinya dengan arogan seakan-akan tak lagi membutuhkan rekan-rekan kerja yang sudah sekian lama bekerjasama membangun bimbingan belajar ini.
Sinyal-sinyal yang ditampakan oleh orang-orang disekelilingnyapun tak lagi bisa ditangkapnya. kepekaanya menjadi tumpul. Ketika dia tersadar semuanya sudah terlambat,lembaga bimbingan belajarnya hampir roboh .
Kembali dia mendatangi masnan meminta saran bagaimana mengatasi semuanya, masnan pun sekali lagi memberi saran : “ Membaca merupakan sarana pembelajaran manusia untuk dapat mendalami kualitas dirinya sehingga ia dapat menjaga perannya sebagai khalifah di bumi. untuk sementara berhentilah membaca buku teks dan bacalah apa yang tampak disekitarmu. Istri,anak, orang tua, tetangga, teman dan lingkunganmu. Temukan pertanyaan dan sekaligus jawaban tentang mereka maka akan terbentanglah semua ilmu yang kau butuhkan. Dan bergurulah pada kesulitan karena Allah menjanjikan kemudahan setelah kesulitan .kejar dan maknailah “.

Gresik, 2008
Acak dewi

AIR YANG MENGALIR

Aku menemukan getaran cinta
Lewat mimpi kehilangan
Kelembutannya merasuk jaringan syaraf
Menebarkan keharuman yang melumpuhkan

Langit saga semburatkan pilu
Jalanan berbatu,sarat beban
Tak tajam namun menjebak

Lelehan darah, keringat dan airmata
Menyirami tunas yang tumbuh.
Kasihnya dititipkan dalam detak jantung
Tak berhenti kecuali mati

Kata yang mengharu biru
Lahir dari rahim ketulusan
Tiga kata yang sedehana
Memahat tapaknya dalam jiwa
Ibu.
Gresik,2008
Acak dewi

DI ATAS AKAR

Di pujuk pinang bergelayut impian
Kanan cahaya menggugah, Kiri api membakar
Aku diatas akar tak mampu memandang keduanya
Diganduli gumpalan tanah, Aku merangsek menaikinya
Batang rapuh dilumuri jelagah dosa, persengkokolan nafsu yang terpeluk erat
Merambat seperti bayi mencari celah, dalam bayang cermin, wajahku menghitam.

Mimpi kubasuh jelaga dengan warna putih, memutari mata, hidung, pipi dan terakhir garis bibirku.
Terus kukejar makna, pelabuhan cahaya mendekatlah ,aku ingin berenang meneguk airnya dalam kerongkongan, kusimpan dalam labirin, tak akan tumpah lagi
Gejolak menjemput dan mengikat alunan surgawi.
Kupanjat dengan kekuatan air mata, mengucur, menghalau kekuatan jahat,
Buah pinang yang memerah akan kuluruhkan.

Dari tulang rusuk ini aku memompa darah
Tersungkur tubuh membenamkan arogan
Kaki amblas ditarik kekuatan bumi
Samudra sampai…sampailah aku padamu
Hingga hanyut mengantarku pada pucuk pinang
Yang berhadiah cahaya
Subhanallah, Allah Maha Kasih.
Gresik, 2008
Acak dewi

DEMONTRASI PAGI INI

Jatuh cinta
Bertemu dengan sahabat lama,Tempat aku gila - gilaan,Tak ada tabir, tak ada dusta, pemenuhan kerinduan yang terlampiaskanKelembutan tak sampai padaku
hati ini hamparan tanah gersang dan kasar.
Rumah tak lagi banyak cahaya, temboknya dihinggapi laba - laba memburamkan relung nurani.
Cinta, Anugrah tertinggi dari Allah merasakan manis, sakitnya dan kesegaran otak yang menyemburkan hamparan kesadaran dan ketajaman perasaan perlahan - lahan tumbuh, berkembang dan berbunga indah.
Penyadaran dengan tumpahan isi hati membuahkan catatan terdalam, mengalirkan darah ke otak diteruskan ke nadi memompa energi yang teryakini mampu membersikan pikiran dan perasaan kembali bening.
Tergila-gila
Kekasih yang terdiam memendam perasaan, sisa rahasia malamPerguliran rasa menyisakan tanya kemana hilangnya kelembutan lewat persentuhan malam ini.
Geliat terpenjara dari waktu ke waktu, harus ada kata yang meluncur diatas air es ini hingga mengguratkan tulisan nyata.
Apa yang terjadi ? rasa sesal perlahan menyelamatkan dunia yang terasingkan. kekasih tersungkur dalam dekapan dan mengalirkan muara airmata yang tak pernah sampai pada lautan kepongahan.
Aku mendesah dalam kelamnya malam.
Lenganmu yang kokoh selalu mengajarkan padaku berbuat ikhlas dan merebut waktu yang teraniaya oleh kesombongan dan arogan dari seorang kekasih.
aku berharap cinta sampai padaku lewat kemarau yang aku jelajahi.Malam ini aku ingin berada dalam naunganmu dan bersembunyi dalam nikmatnya alunan kecapi yang tertiup selalu untukku.
Gairah
Monster berkepala melon datang membawa kesadaran mengerikan, dunia adalah onak dan duri, pergulatan nafsu.
Hari ini pesta kembali di mulai, kami berjingkrak dan menangisi kepergian rival kami yang tercinta. Induk semang yang berangkat mencari kepuasan. Kesadaran sepertinya kian menjauh.
Runtuhan air
Tak lagi terasa menyejukkan relung sukma yang mengering karena noda, terkuasai tumpahan hasrat yang menyeretnya jauh kedalam neraka.
Masihkah ada jalan untuk kembali ? harus di mulai dari mana sedangkan kaki ini sudah terasa menancap di jalur yang sesat.
Air…air ….. seperti apa rasanya airmata kenikmatan, Air laut ketika diteguk semakin mengejar untuk kembali dahaga , tak terpuaskan sampai terjadi pertumpahan darah.
Darah yang ternoda mengaliri ,membanjiri orang – orang terkasih yang tak lagi nantinya dapat ku sentuh lagi.
Keperkasaan sejati
Ku rindukan tangan yang mampu menelanjangi dan memandikan aku dengan busa kesadaran dan percikan gairah untuk kembali ke jalan cahaya.
Akan kukawini bila sanggup menerbangkan aku menemui kebenaran yang telah terputus jauh.
Kematian merambat, menguasai saraf dan membusukan seluruh jaringan darah menjadi seonggok daging santapan burung pemakan bangkai .
Aku tengadahkan tubuhku untuk menyaksikan langit menghitam dan runtuh.
Berputar
Gairah mengarus perlahan, terasa ada yang hangat.
tiba – tiba aku ingin menggelutinya dan membiarkannya menjilati seluruh jiwaku.
Berdiri aku dalam keheningan yang dalam dan menikmati perjalanan luka panjang dan menuntut.lembut , lapang dan kesadaran telah asing .berkejaran dengan sebagian roh anak, suami dan bayangan ibuku yang semakin menghitam.
membabi buta menyeret , menggelamkan aku pada peti mati. Aku berteriak tanpa suara. Ke dalam relung hampa.
Kesadaran
Keseimbangan seperti apa ini yang selalu lari setiap kali memasuki area kebenaran, berputar pada lingkaran setan.
Mengarus
rasa apa ini yang mencengkeramku, seperti menganiaya tanpa suara, mematikan seluruh syarafku, aku…aku… aku… tenggelam. siapakah yang sanggup menolong aku mengentaskan segala sukma ini.
Aku sudah terlampau jauh….

Acak Dewi Dalam kotak kaca Pelataran Monas 2008

BIDADARI

Aku seorang ibu. Aku bekerja tiga perempat bulan. Bukan bulan yang biasa kita temui malam hari. Tapi Bulan yang mengajari kita berhitung,1,2,3 sampai 31.

Pagi dimulai berkejaran dengan matahari, melawan dingin dan kantuk aku mengusung berbagai benda diruangan yang terlempar dari keranjang mainan. Piring bergesekan meminta perhatian karena risih semalam menanggung kotoran. Aku mengambil corong dan mulai memperdengarkan suaraku ketelinga tiga dara yang masih terlelap. Tiga dara yang selalu membuat aku senewen karena tak pernah mampu menembus ruang mimpi mereka. aku bersuara kali ini lebih mirip ribuan tawon yang menyerang musuhnya, berdengung dan menyengat.

Perlahan tiga dara mulai menunjukan reaksi. Yang paling peka adalah si kancil Assyah meliuk-liukan tubuh mungilnya, tapi ketika kakinya terbentur benda didekatnya maka benda itu diraih dan dipeluknya kembali berlayar melanjutkan petualangan. Aku mendengus karena tak berhasil menariknya keluar.

Lamat lamat aku dengar si montok Nala menggumam dan melebarkan matanya, mulailah dia menggosok-gosokan kakinya dan mencari lipatan paha yang biasanya membuatnya tertidur lagi tapi kali ini aku lebih sigap, kudekatkan aroma susu coklat tepat di hidungnya, tak butuh waktu lama aroma itu menyentuh kesadaran dan membangkitkan memorinya yang selalu ketagihan dengan susu coklat. buru-buru dia bangun dan mencari gelas yang ada ditanganku. Tanpa babibu langsung ditenggaknya tandas.

Maka dialah yang pertama menjadi pasienku, aku menggiringnya memasuki ruangan yang penuh jutaan butiran embun yang terkumpul dalam bak semen.Tubuhnya montok bergerak mengikuti ayunan tanganku mengusapkan busa sabun. Diam-diam aku bangga padanya .dia adalah lambang keberhasilanku mengurus gizi yang menjadi symbol kemakmuran.,ditambah lagi wajahnya mewarisi keindahan boneka India,wajah bulat,mata besar dan hidung mancung, usai pembersihan, tanpa disuruh dia bergegas memakai pakaiannya sendiri yang telah aku siapkan tadi malam.

Kini giliran si lincah rintul, dengan tendangan kaki mengedor triplek penyekat kamar dia terbangun,.setengah terpejam satu persatu dilucuti gaun malamnya, setengah telanjang dia berlari menyongsong pancuran air yang memang sengaja aku pasang untuk mengisi bak, terdengar lirik lagu pop mengalun dari bibirnya. Tak lupa teriakan histeris konser bergema lewat pantulan dinding kamar mandi.Hanya lengkingan mautku yang mampu menghentikannya.Berjinjit dia keluar diiringi tetesan air dari sekujur tubuhnya, diraihnya handuk dan dibalutkannya ketubuhnya.

Aku menengok matahari sampai dimana, dari celah jendela dia menyembul menyeringai mengingatkanku bahwa sebentar lagi aku akan kalah karena dia sudah semakin tinggi.

.Aku telah ditunggu perusahaan digdaya. Perusahaan yang memiliki gerbang terkatup, Orang berlari, Sirine melolong. Ada arca batu melotot. kutipiskan tubuh agar dapat masuk . Berada dilorong berkamar-kamar. Setiap kamar memiliki aura berbeda. berisi kumpulan terpilih : Bapak penguasa, mama macan, dan pakne bunglon. penghuninya suka beradu kekuatan, berlompatan membunuh karakter. Kepala ruanganku Tante menor, usia 43 tahun, Tubuh molek . Kerlingan mata meluluhkan, sempurna kecuali bibirnya, kanan –kiri mirip ikan lajur. Big Bos selalu terpesona oleh harum bau mulutnya padahal sebagai anak buahnya yang setiap hari bergaul dengannya kami tak kuat menahan bau busuk menyengat setiapkali Tante menor berkata-kata, pasti ada yang salah sampai akhirnya kami sepakat memeriksakan indra penciuman kami pada dokter specialis THT tapi semuanya dinyatakan normal.

Tante menor menjadi simbol keperkasaan wanita , selalu siap dalam segala cuaca untuk perusahaan ini, memakai kedok manager produksi ia sanggup melindas apa yang ada di depannya . Apa yang dilakukanya selalu berorientasi pada kantongnya, keringat anak buahnya diperas untuk sebuah penghargaan yang takan sampai ketangan anak buahnya tapi selalu mendarat mulus di seperangkat perhiasan, rumah bahkan rangkap jabatan dikalungkan padanya sebagai simbol prestasi. sedangkan anak buah hanya dianggap makhluk gaib yang tidak pernah tampak kehadiranya apalagi kemampuan kerjanya. Nol. Kalau toh ada dianggap wajar sebagai konpensasi dari gaji yang mereka terima.

kami menemukan bukti bahwa apa yang seharusnya menjadi hak kami tidak pernah tersampaikan. kami di bentangkan dengan gamblang bahwa perjalanan kerja kami tidak fair.

Kali ini tender besar. Kami sudah membayangkan akan mendapatkan beberapa lembar uang yang akan kami gunakan untuk menyenangkan keluarga yang jarang kami lakukan. Kami berubah menjadi setan setan yang bekerja bagaikan kilatan cahaya,.keringat menetes tak kami hiraukan, kami anggap sebagai air menyejukan yang memandikan kami, semua rampung. kami menunggu konpensasi turun, lama ….. kami menunggu dengan sabar, kabar datang dan mengagetkan bahwa sebenarnya nama-nama kami tidak terdaftar sebagai pekerja proyek ini.Lunglai sudah.

kami berkumpul dan berencana untuk berdemo langsung ke Big Bos,segalanya telah dipersiapkan., tapi sebelum kami bergerak, turun undangan meeting dengan catatan yang tidak hadir berarti mengundurkan diri. rapat yang dicanangkan kepada kami adalah masalah perampingan perusahan, barangsiapa yang terlibat demo apapun juga posisinya tak akan pernah aman.

Tante menor membawa serentetan catatan lubang lubang yang ada pada kami sebagai senjata untuk merantai kami. Semua terdiam memendam perasaan, tiba-tiba teman kami adinda mengeliat, jatuh tersungkur, tubuhnya mengejang, ada apa adinda ? adinda duduk terus menggumam, terpejam, merangkak mendekati kami, melompat dan menari-nari seperti penari balet, tepat didepan tante Menor dengan lembut meraba gaun tante menor merambat dan ingin melucuti seluruh gaunnya, Tante Menor berteriak ketakutan namun tak ada yang berani mendekat, sampai Big bos datang bersama sekuriti menyeret adinda, sebelum mereka menghujaninya dengan pukulan kami membawa adinda keluar ruangan. Kami berkumpul dan berdoa bersama menenangkan adinda sampai matanya kembali terbuka.

Didorong matahari senja aku bergegas kembali ke peraduan bertemu tiga dara. Kilatan cahaya matanya menyambutku , oase bibirnya bagaikan madu menempel dipipiku, aku cium aroma tubuh ke tiga daraku harum menenangkan . Si kancil assyah duduk dipangkuanku memainkan bebek mungilnya bergumam kearahku meminta diterbangkan berkeliling ruangan, setelah itu kami berempat berangkat menikmati guyuran air dingin sasampai ubun-ubun kami mengeluarkan panas, menguapkan semua keluh. Aku kembali berada di surga dengan dikelilingi tiga bidadari.

Acak dewi
Gresik, 2008

pesona kehidupan

Seringnya, sebagai seorang dewasa, kita begitu tenggelam dalam daftar kegiatan ,kekesalan, kepedihan,dan ketakutan, begitu kacau balau dengan sampah harian sehingga kita lupa melihat keajaiban dan pesona kehidupan yang begitu alami. Berapa banyak keseimbangan dan perpsektif yang kita peroleh, dengan kembali pada ke keajaiban itu beberapa menit setiap hari ?